JADILAH PEMUDA PEMBANGKIT UMAT!
Pemuda adalah ujung tombak revolusi. Pemuda adalah asset sebuah Bangsa. Pemuda mempunyai potensi yang sangat penting dalam proses kebangkitan sebuah bangsa. Di tangan pemudalah masa depan suatu bangsa akan ditentukan. Masa muda merupakan saat pikiran dan kreasi menunjukkan kemampuan untuk menemukan dan menciptakan sesuatu dalam bentuk yang terbaik.
Namun, sekarang kenyataannya tidaklah seindah demikian. Tatanan kehidupan yang serba bebas telah mengakibatkan pemuda mengalami krisis akidah, kehidupannya pun kian individualis, terjerumus gaya hidup hedonis, seks bebas bahkan tindak kriminal. Tingginya angka kenakalan dan kurangnya sikap sopan santun, kerap tawuran, aksi pornografi, mengonsumsi narkotika, minum minuman keras, mencuri, sudah menjadi perilaku yang biasa di kalangan pemuda saat ini. Yang tidak kalah hebohnya pada bulan ini ada beberapa kasus tindakan asusila yang terjadi di kalangan pemuda/remaja. Di daerah Lampung, ada 12 siswi SMP yang telah hamil. Bahkan yang lebih parah lagi, ada siswa yang melakukan perilaku menyimpang (elgebete)seperti yang terjadi di daerah Garut.
Bisa dibayangkan bagaimana nasib negeri ini jika pemudanya tidak peduli akan permasalahan umat yang ada. Bisa kita bayangkan betapa hancurnya dunia ini jika generasi mudanya hidup bebas tanpa aturan, tidak mengenal pahala dan dosa, tidak tahu dan tidak mau tahu jika hukum Allah Sang Pencipta alam diabaikan dan dicampakkan. Mau dikemanakan negeri ini? Akankan kita berdiam diri sambil menunggu waktu kehancuran?
Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa tidak ada kebangkitan suatu bangsa tanpa kiprah para pemudanya. Penakluk benteng Konstantinopel di Romawi adalah seorang pemuda di bawah umur 24 tahun, yaitu Sulthan Muhammad Khan (Al-Fatih) pada tahun 857H/1453M, putra Sulthan Murad II. Sebelumnya, seorang panglima muda berusia 25 tahun bernama Thariq bin Ziyad juga sukses membuka penyebaran Islam ke negeri Matador setelah menaklukkan 100.000 pasukan Spanyol pimpinan Raja Rhoderik pada tahun 92H/711M. Tokoh kemerdekaan dari kalangan pemuda pun tidak kalah hebatnya, seperti Jenderal Soedirman, walaupun dalam kondisi sakit parah beliau masih terjun ke medan perang, Bung Tomo pun tak kalah hebatnya, dengan gagah berani beliau mengobarkan semangat yang mampu menggerakkan rakyat untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah. Dan masih banyak lagi tokoh pemuda dalam perjuangan kemerdekaan Negara Indonesia yang sangat luar biasa.
Al-Fatih, Thariq, Soedirman, dan Bung Tomo hanya sebagian kecil sosok pemuda Islam yang berhasil menunjukkan pada dunia, bahwa pemuda juga bisa berkarya nyata dan berjasa baik bangsa, negara, dan agama. Masa muda adalah lambang kekuatan, keberanian, vitalitas dan energi. Bilal bin Rabbah rela menerima cambukan dari tuannya dan diseret kuda di tengah padang pasir serta dijemur di bawah terik matahari. Ali bin Thalib rela menggantikan tidur rasulullah di rumahnya saat Rasul diancam dibunuh oleh orang-orang Quraisy.
Sebagai pemuda Islam, sangat layak bagi kita meneladani figur Muhammad Al-Fatih, Thariq bin Ziyad atau Jendral Soedirman. Mereka rela menggadaikan usia belianya dengan kegiatan dakwah demi meraih kemuliaan dunia akhirat. Semangat itulah yang wajib kita tiru. Untuk melahirkan semangat dan kemauan yang keras ini, kita harus bergerak. Karena berdiam diri hanya akan membekukan hati, memasung potensi dan merendahkan harga diri.
Sebagai langkah awal, luangkan waktu kita untuk mengenal islam lebih dalam agar wawasan islam kita bertambah dan kita melek dengan kondisi umat islam yang kian terpuruk. Hal ini bisa memancing kepedulian kita, menggugah nalar kita dan ‘memaksa’ raga kita untuk bergerak menyadarkan umat.
Hal kedua yang tak kalah pentingnya adalah mengaitkan perilaku di dunia dengan kehidupan akhirat kelak. Sebab setiap detik yang kita lalui akan diminta pertanggung jawabannya pada hari Pembalasan. Dengan begitu, kita akan lebih waspada dengan godaan kesenangan dunia yang melenakan. Sebaliknya, semangat Islam kita tetap terjaga dan terus menyala. Inilah kunci kehidupan kita sebagai pemuda Islam. Imam Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki lmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan).”
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- Maklumat pelayanan
- logo ZI MAN Kapuas
- Logo MAN Kapuas
- Info pendaftaran MAN CUP 9
- PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) JALUR PENELUSURAN SISWA BERPRESTASI
Kembali ke Atas